Nama : Rahmi Yuniarti Ningsih
NRP : H34100024
Laskar : Laskar 10 (Ismail Marzuki)
“Bersyukur Itu Perlu”
Hal yang terindah adalah persahabatan. Seorang sahabat yang selalu ada saat kita butuhkan. Cerita ini tentang sahabat yang aku dapatkan sewaktu SMP. Dia adalah sahabat yang sangat menginspirasi diriku untuk terus bersyukur atas apa yang telah aku miliki. Sahabatku bernama Siti Nurjanah. Kami berkenalan pada saat pendaftaran SMP. Kami adalah siswa lulusan SD yang masih sangat polos dan tidak tahu apa-apa. Untuk itu kami saling berbagi informasi. Pada saat pembagian kelas, ternyata kami berada dalam satu kelas. Hal itu sangat membuatku bahagia dan aku bersyukur bisa tinggal dalam satu kelas dengan Siti.
Kami saling bercerita tentang masa-masa SD kami masing-masing, kami berasal dari SD yang berbeda-beda. Jadi banyak sekali cerita yang dapat kami bagi. Selain itu, kami juga saling bercerita tentang keluarga kami. Semakin lama aku berteman dengan dia, aku banyak mengetahui tentang keluarganya, yang membuat aku belajar banyak tentang artinya bersyukur.
Siti adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Keluarganya termasuk keluarga yang sederhana. Ayahnya bekerja sebagai seorang petani yang terkadang untuk menambah penghasilan beliau menyediakan jasa sebagai tukang ojek. Ibunya bekerja sebagai pembuat kue dan menitipkan kue yang telah beliau buat ke warung-warung di sekitar rumah mereka. Untuk menambah pendapatan orang tuanya Siti tidak malu untuk berjualan kue yang dibuat oleh ibunya. Pada waktu SD Siti sering membawa kue yang di buat oleh ibunya ke sekolah, dan menjualnya kepada teman-teman di kelasnya. Hal itu berlanjut hingga ia SMP. Pada saat kelas satu Siti sering membawa kue yang dibuat oleh ibunya itu ke sekolah. Siti menjual kue-kue yang ia bawa kepada teman-teman di kelas kami, bahkan kadang-kadang aku membantu Siti untuk bereliling ke kelas-kelas lain untuk menawarkan kue yang ia bawa itu. Kue yang ia bawa selalu habis, namun pernah pada suatu hari, pada saat kue yang dibawa oleh Siti tidak habis, dia memberi kue tersebut kepada teman-temannya yang sering membantu dia berjualan.
Pada suatu hari Siti di panggil oleh guru BP, ia di tegur karena dianggap telah menyalahi peraturan yaitu berjualan di sekolah. Siti memberi penjelasan kepada guru BP, dia melakukan hal itu untuk membantu ibunya. Akhirnya guru kami mengerti dan memberi saran kepada Siti untuk menitipkan kue yang ia bawa ke kantin sekolah. Karena menurut guru kami tugas kami sebagai siswa adalah belajar dan berprestasi, bukan memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan. Siti melakukan saran guru kami. Tiap pagi Siti menitipkan kue yang ia bawa ke kantin sekolah dan saat pulang sekolah ia mengambil hasil penjulan kue tersebut. Hal itu berlangsung hingga kami kelas IX.
Hal itu yang sangat menginspirasi bagiku, tanpa malu Siti menjual kue buatan ibunya untuk membantu ekonomi keluarga. Mungkin tidak semua anak mau melakukan hal seperti itu. Aku selalu mengingat pesan Siti, untuk memanfaatkan semua yang telah aku punya dengan sebaik-baiknya, buatlah orang tua kita bangga atas apa yang kita lakukan, jangan sampai kita mengecewakan kedua orang tua kita, dan yang ditegaskan olehnya kepadaku adalah untuk selalu bersyukur atas apa yang telah aku miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar